Handed by Malwa Sabrina
‘Dia adalah wanita yang sangat saleh. Bahkan, Nabi SAW sering mengunjungi dan beristirahat siang di rumahnya,” begitulah Ibnu Sa’id melukiskan keagungan Fathimah binti Asad bin Hisyam bin Abdi Manaf.
Ibu Rasulullah SAW,
sayyidah Aminah meninggal pada saat Muhammad masih kecil, dan Rasulullah segera
menemukan pengganti seorang ibu pada diri Fatimah Binti Asad. Sehingga Nabi
tidak kehilangan dan dapat merasakan cinta dan kasih sayang seorang ibu. Dalam
rawatannya, Fatimah binti Asad, memastikan bahwa Nabi SAW telah mendapatkan dan
memiliki yang terbaik dari semuanya. Dia memberikan pakaian dan makanan yang
terbaik. Ia memberinya cinta, kenyamanan dan keamanan di rumah dan suaminya
melindungi dan menjaga Muhammad dari semua musuh-musuhnya di luar. Di rumah ini
Muhammad menemukan keamanan dan kedekatan emosional keluarga. Fatimah binti
Asad memasukkan anak-anaknya di tempat tidur Nabi Suci SAW, sehingga ketika
dalam keadaan yang berbahaya, Nabi SAW akan aman karena adanya perisai dari
anak-anaknya. Dia mengorbankan anaknya demi Islam. Ketika Muhammad SAW
meninggalkan Mekah, Imam Ali menggantikan beliau tidur di tempat ranjang
Rasulullah , dan beliau merelakannya, Meskipun Ali berada dalam bahaya
besar dan akan terbunuh.
Pada hari Jumat, tanggal
13 bulan Rajab, 12 tahun sebelum pengangkatan Muhammad (SAW) sebagai
Rasulullah, Fathimah binti Asad merasa bahwa ia akan melahirkan anaknya. Dia
datang ke Ka’bah Suci dan mulai tawaf sambil berdoa “Ya Allah, aku
beriman kepada Engkau dan apa yang Engkau turunkan kepada Rasul-Mu sebelumnya.
Aku beriman pada apa yang telah dikatakan oleh kakekku, Ibrahim as
yang membangun Ka’bah. Maka, demi yang membangun Ka’bah ini, dan demi anak
yang ada dalam kandunganku, aku bermohon pada Mu berikan aku kekuatan dan
kemudahan dalam melahirkan anak ini, demi kebesaran dan kekuasaan Mu Ya Allah.”
Fathimah binti Asad
bersandar di dinding Ka’bah untuk beristirahat. Secara ajaib, dinding Ka’bah
terbuka. Fathimah binti Asad masuk dan dinding menutup kembali. Abd ‘Abbas bin
al-Muthalib, paman Nabi menyaksikan keajaiban ini. Dia dan temannya bergegas ke
pintu gerbang Suci, yang terkunci, dan sia-sia untuk mencoba membukanya.
Memahami bahwa Tuhan sedang bekerja di sana, ia dan rekan-rekannya berhenti
ikut campur. Berita tentang kejadian ini segera menyebar ke seluruh Mekah.
Imam Ali lahir di
dalam Ka’bah dengan mata tertutup dan tubuhnya dalam sujud rendah hati di
hadapan Allah SWT. Fatimah binti Asad tinggal di Ka’bah selama tiga hari dan
ketika hari keempat mendekati, ia melangkah keluar, membawa bayinya dalam
pelukannya. Dia menemukan Nabi Suci (SAW) menunggu untuk menerima anak yang
baru lahir dalam pelukan cemasnya. Jadi wajah pertama yang dilihat bayi Ali
adalah wajah tersenyum Rasul Allah, Muhammad SAW.
Muhammad Ibrahim Salim
dalam Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah SAW,mengungkapkan,
Fatimah merupakan seorang wanita dengan ide-ide cemerlang, penuh
kelembutan, pandai serta kehormatan dan kedudukannya yang melebihi wanita lain.
Ketika tahun 10
kenabian, Rasulullah SAW mengalami amul huzn yang berarti
tahun kesedihan setelah meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah ra, Fatimah tampil
menjadi sosok pengganti keduanya. Ia begitu mendukung dan membantu setiap
perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam.
Fatimah membela
Rasulullah SAW dari tekanan kaum Kafir Quraisy, hingga akhirnya berhasil hijrah
ke Madinah. Ia pun turut berhijrah ke kota suci kedua bagi umat Muslim
itu bersama kaum Muslimin lainnya. Bagi Fatimah binti Asad, Madinah merupakan
kota yang penuh dengan kebahagiaan serta kemuliaan, seperti halnya Makkah.
Dedikasi dan pengorbanan
Fatimah dalam membela agama Allah SWT sungguh sangat tak ternilai. Ia sungguh
wanita yang agung. Rasulullah SAW begitu menghormati sosok Fatimah, bibi,
sekaligus besannya. Dalam sebuah hadis yang dikeluarkan Ibnu Abi Ashim dari
Abdullah bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib dikisahkan bawah ketika
Fatimah wafat, Rasulullah SAW mengkafaninya dengan bajunya.
Saat-saat Pemakaman Jenazah Fatimah binti Asad
kesedihan yang amat
sangat pada diri Rasulullah saat meninggalnya Fatimah binti Asad. Anas bin
Malik mengatakan bahwa ketika Nabi SAW mendapat berita tentang kematian Fatimah
binti Asad, dia langsung pergi ke rumahnya, duduk di sampingnya dan berdoa
untuknya. Dia memberikan kemejanya untuk digunakan sebagai bagian dari kain
kafan, beliau berdoa kepada Allah untuk mengampuni dan memberinya pakaian dari
surga.
Nabi memeriksa sendiri
persiapan kuburan dan dengan tangannya sendiri ia menempatkan Fatimah binti
Asad ke dalam kubur. Jadi Fatimah binti Asad adalah salah satu orang yang
diberkati secara langsung oleh Rasulullah atas prosesi pemakamnnya.
Sesungguhnya, Rasulullah memberikan kain kafan untuk Fathimah binti Asad (ibu
yang sangat dimuliakan beliau) dengan jubahnya sendiri, ketika jasadnya selesai
dimandikan, beliau SAW mengusung jenazah di bahunya, dan beliau terus mengusung
jenazah itu hingga ditempat kuburnya.
Kemudian Nabi Suci SAW
meletakkan usungan jenazah di dekat kubur, dan masuk kuburan dan berbaring di
dalamnya. Lalu ia berdiri dan mengambil tubuh di tangannya dan meletakkannya ke
dalam kubur. Lalu beliau meletakkan wajahnya dan berbisik padanya untuk waktu
yang lama, dan membisikkan: “anak Anda, anak Anda”. Kemudian
ia keluar, dan menghadap ke arah kuburan, dan orang-orang mendengar beliau
(SAW) berkata: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah. Ya Allah, kepadanya
Engkau mempercayakan aku dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia adalah
sebaik-baiknya pengasuh ‘. Melihat apa yang semua Nabi lakukan, para
sahabat bertanya: “Demi Allah, hari ini kami telah melihat Anda melakukan
hal-hal yang belum pernah anda lakukan sebelumnya! ‘ Nabi (S.A.W)
berkata: “Hari ini saya kehilangan seorang yang sangat saya cintai :
Sesungguhnya, ia begitu baik padaku, setiap kali ia memiliki hal yang baik, dia
memberikannya padaku, daripada menggunakan untuk dirinya atau untuk
anak-anaknya sendiri. Ketahui bahwa pada hari kiamat orang-orang akan
dibangkitkan dalam keadaan telanjang, tapi untuknya, yang telah memberiku
pakaian terbaik, maka Allah akan membangkitkannya dengan pakaianku. Dan setiap
makhluk akan mengalami azab kubur tapi untuknya Allah akan menyelamatkannya
dari hal itu. untuk alasan ini maka saya berikan dia kain kafan dari
jubah saya sendiri, dan aku berbaring di makamnya. Dan aku berlutut di dekatnya
mengajarinya (jawaban dari) apa yang diminta. Dan sesungguhnya, dia
ditanya tentang Tuhannya, dan dia berkata, “Allah adalah Tuhanku”,. dan tentang
Nabi, dan dia menjawab, “Muhammad (SAW)” Lalu dia ditanya tentang Wali dan
Imam, lalu aku bilang “anak Anda, anak Anda” Dan dia menjawab, “Anak saya
adalam Imam” Kemudian dua malaikat pergi dan berkata, “Kami tidak memiliki
otoritas atas kamu, tidurlah selayaknya pengantin tidur (tanpa khawatir sama
sekali). “Lalu ia meninggal lagi (yaitu, jiwanya diambil keluar dari tubuhnya
lagi.)”
Inilah ungkapan dari
Muhammad (SAW) tentang Fatimah binti Asad “Semoga Tuhan memberkati jiwa
mulia Anda, bagi saya Anda adalah ibu saya sendiri. Anda memberi saya makan dan
pakaian terbaik sementara Anda dan anak sendiri dalam keadaan lapar dan memakai
pakaian seadanya. Tujuan Anda dalam melakukannya adalah untuk menyenangkan
Allah dengan perbuatan Anda. Dia adalah orang paling baik hati kepada saya
setelah Abu Thalib.”
Lalu Rasulullah
menyampaikan Doa Untuk Fatimah binti Asad :”Ya Allah sesungguhnya
kehidupan dan Kematian berada di tangan-Mu,Rahmati ibuku, Fatimah binti Asad,
dan berilah sebuah rumah besar di Surga. Sungguh Engkau Maha Penyayang, maka
Sayangilah dia, semoga Allah menjagamu di bawah Perlindungan-Nya.”
Referensi:
Mahmud
al mishri – 35 sirah shabiyyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar